Definisi luka adalah terputusnya struktur anatomis dan fungsi dari bagian manapun dari tubuh. Penyembuhan merupakan proses restorasi struktur dan fungsi anatomis. Sebagai gambaran penyembuhan normal, luka pada kulit akan tertutup secara spontan dalam beberapa hari dalam upaya tubuh melindungi struktur dibawahnya.
Penyembuhan dalam tahap akut, merupakan proses restorasi dalam upaya mempertahankan periode dan struktur anatomi dan fungsinya. Sebagai contoh pada luka baru yang menutup dalam beberapa hari. Sedangkan luka yang tidak dapat menutup dalam beberapa hari dikategorikan sebagai luka kronis dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan. Luka pada jari yang selalu digerakkan akan memberikan gambaran luka kronis ini (Carson, 2005).
Penutupan luka primer, sekunder dan tersier.
Menurut ciri-ciri dan waktu penyembuhan luka, terbagi menjadi penyembuhan primer adalah penyembuhan yang terjadi pada luka tanpa ada organisme patogen, reaksi peradangan minimal dan ringan, luka bersih, trauma minimal dan jaringan pada posisi asal. Sedangkan penyembuhan luka sekunder adalah penyembuhan luka yang terjadi pada luka dengan trauma yang luas dan parah, adanya bakteri patogen, luka dengan jaringan, sehingga penyembuhan lambat. (Clark,1959)
Penutupan primer terjadi bila kehilangan jaringan minimal pada susunan anatomi disekitar tepi luka sehingga segera memberikan jalan untuk penyembuhan luka tanpa menimbulkan bekas luka. Pada metode ini terjadi sedikit reepitelisasi, minimal kolagen, kontraksi dan remodeling, penyembuhan terjadi dengan cepat, resiko infeksinya rendah dan tidak terjadi bekas luka. Contohnya antara lain adalah laserasi atau insisi dengan penyembuhan yang baik, redaksi fraktur tulang yang baik, reanastomosis saraf secara anatomi.
Penutupan sekunder terjadi bila luka yang terjadi meninggalkan celah cukup luas diantara tepi luka bekas insisi atau laserasi, pada tulang atau ujung saraf sesudah perbaikan jaringan. Terjadi kehilangan jaringan disekitar luka sehingga dapat menghambat penutupan tepi luka. Pada keadaan ini terdapat sejumlah besar epitel dan kolagen serta terjadi remodeling selama perbaikan jaringan. Penyembuhan berjalan lambat dan terdapat bekas luka bila dibandingkan dengan keadaan pada penyembuhan luka primer.
Penutupan tersier adalah penyembuhan yang terjadi pada luka dengan penutupan primer yang tertunda (delayed primary closure) dilakukan pada luka yang terkontaminasi. Luka dibiarkan terbuka selama 3 – 5 hari untuk penanganan kontaminasi dan infeksi. Bila tepi luka telah sehat dilakukan penutupan dengan penjahitan maupun dengan graft. (Carson, 2005).
Sumber:
Muharram, Aries. 2007. Penyembuhan Luka. Universitas Airlangga, Surabaya
Penyembuhan dalam tahap akut, merupakan proses restorasi dalam upaya mempertahankan periode dan struktur anatomi dan fungsinya. Sebagai contoh pada luka baru yang menutup dalam beberapa hari. Sedangkan luka yang tidak dapat menutup dalam beberapa hari dikategorikan sebagai luka kronis dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan. Luka pada jari yang selalu digerakkan akan memberikan gambaran luka kronis ini (Carson, 2005).
Penutupan luka primer, sekunder dan tersier.
Menurut ciri-ciri dan waktu penyembuhan luka, terbagi menjadi penyembuhan primer adalah penyembuhan yang terjadi pada luka tanpa ada organisme patogen, reaksi peradangan minimal dan ringan, luka bersih, trauma minimal dan jaringan pada posisi asal. Sedangkan penyembuhan luka sekunder adalah penyembuhan luka yang terjadi pada luka dengan trauma yang luas dan parah, adanya bakteri patogen, luka dengan jaringan, sehingga penyembuhan lambat. (Clark,1959)
Penutupan primer terjadi bila kehilangan jaringan minimal pada susunan anatomi disekitar tepi luka sehingga segera memberikan jalan untuk penyembuhan luka tanpa menimbulkan bekas luka. Pada metode ini terjadi sedikit reepitelisasi, minimal kolagen, kontraksi dan remodeling, penyembuhan terjadi dengan cepat, resiko infeksinya rendah dan tidak terjadi bekas luka. Contohnya antara lain adalah laserasi atau insisi dengan penyembuhan yang baik, redaksi fraktur tulang yang baik, reanastomosis saraf secara anatomi.
Penutupan sekunder terjadi bila luka yang terjadi meninggalkan celah cukup luas diantara tepi luka bekas insisi atau laserasi, pada tulang atau ujung saraf sesudah perbaikan jaringan. Terjadi kehilangan jaringan disekitar luka sehingga dapat menghambat penutupan tepi luka. Pada keadaan ini terdapat sejumlah besar epitel dan kolagen serta terjadi remodeling selama perbaikan jaringan. Penyembuhan berjalan lambat dan terdapat bekas luka bila dibandingkan dengan keadaan pada penyembuhan luka primer.
Penutupan tersier adalah penyembuhan yang terjadi pada luka dengan penutupan primer yang tertunda (delayed primary closure) dilakukan pada luka yang terkontaminasi. Luka dibiarkan terbuka selama 3 – 5 hari untuk penanganan kontaminasi dan infeksi. Bila tepi luka telah sehat dilakukan penutupan dengan penjahitan maupun dengan graft. (Carson, 2005).
Sumber:
Muharram, Aries. 2007. Penyembuhan Luka. Universitas Airlangga, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar